Salah satu perbedaan seorang mahasiswa dengan seorang pelajar adalah fungsi mahasiswa yang diwajibkan guna mengamalkan ilmu yang dimilikinya terhadap masyarakat,disini bukanlah berarti bahwa seorang pelajar layak guna bersikap apatis dan tidak perlu mengamalkan ilmunya.Tetapi hal ini lebih ditekankan pada konsep Tri Dharma Perguruan Tinggi.Salah satu bentuk nyata dari Pengabdian Masyarakat ini barusaja penulis cicipi asam,manisnya pada bulan Februari s/d Maret Tahun 2011 ini di Dusun Puthuk,Desa Ngadireso,Kec.Poncokusumo,Kab.Malang.Terdapat perbedaan nama dengan konsep ini yang pernah berjalan beberapa tahun silam,jika dahulu dikenal sebagai KKN sekarang lebih dikenal sebagai KPM tetapi bahasa masyarakat yang ada masihlah menyebut hal ini sebagai KKN.
Penulis sejatinya lebih mengamini penganugerahan nama KPM ini daripada KKN,walaupun KKN adalah akronim dari kata “kuliah kerja nyata” tetapi patut pula kita bersama pahami setidaknya sejak era tahun 1998 masyarakat mengenal kata KKN ini tidak hanya memiliki 1 arti saja,tetapi ada 2 arti.Arti kata yang pertama yaitu adalah Kuliah Kerja Nyata tadi,sedang arti yang kedua ini cukup miris yaitu Korupsi,Kolusi dan Nepotisme.
Arti kata kedua ini setidaknya pernah penulis alami saat berada di lokasi KPM tersebut.Kembali pada yang telah penulis jelaskan bahwa masyarakat sudah terbiasa menyebut KKN dan bukan KPM,hingga pada suatu saat ada segerombolan anak kecil sekitar usia 7 tahunan memanggil kami,”Mas,KKN . . . !!!”,kamipun tersenyum ramah karena wajar jika mereka saat itu belum mengenal nama kami satu-persatu dikarenakan baru 1 hari kami disana,kemudian oleh rekan penulis dijawab,”Iyah,adek-adek”,yang membuat kami sedikit kesal saat itu anak kecil tersebut menjawab”Nggak apa-apa,Mas “Korupsi,Kolusi dan Nepotisme”.”seraya mereka berlari.Kamipun semua terbahak,dan disanalah penulis mendapat titik terang salah satu perubahan nama ini.
Sempat juga sebelum berangkat KPM penulis mengobrol ringan dengan Mantan Presiden Mahasiswa di Universitas Widyagama Malang dimana tempat penulis mengais ilmu.Ia mengatakan bahwa konsep KKN dan KPM itu serupa tapi tidak sama,jika dalam KKN wujud fisik lebih ditekankan daripada penyaluran ilmu karena kita dituntut harus memberikan hal yang berwujud nyata dan dapat dilihat,sedang dalam konsep KPM yang ditekankan bukanlah wujud fisik yang ada melainkan adalah bagaimana kita dapat mengamalkan ilmu dan secara bergotong-royong bersama masyarakat mengatasi permasalahan.Jadi dalam konsep KPM kita ditekankan dalam pentransferan ilmu,jelasnya.
Meskipun penulis saat itu tidak meyakini hal tersebut secara utuh karena nampak itu hanyalah asumsi belaka tetapi penulis beranggapan bahwa benar apa kata Mantan Presma tersebut,hal ini dipondasikan jika mahasiswa menekankan pada program fisik saja maka apakah mahasiswa ini dicetak sebagai seorang milyuner yang membangun ini itu tanpa memperdulikan masyarakat?tentu tidak,selain bukanlah itu denyut nadi mahasiswa kita tahu pula sebuah rahasia umum bahwasnya kantong mahasiswa ini selalu tipis dan kering.Maka untuk menjadi kontraktor seperti itu jelaslah tidak mungkin.Dalam perkuliahan yang ada kita selalu dicekoki ilmu dan pengetahuan,maka hal yang dimiliki mahasiswa untuk diberikan tentunya adalah ilmu saja.
Tetapi cukup menarik berbicara soal ilmu ini,bahwasanya ilmu yang selama ini dipelajari ternyata kebanyakan berbeda dengan kenyataan yang ada di lapangan,ada kalanya masyarakat yang rata-rata (maaf) berpendidikan lebih rendah dari kita justru mereka lebih pandai dan paham tentang suatu hal yang menjadi obyek bahasan(karena basic di lokasi penulis KPM adalah Pertanian,sempat miris bahwa rekan penulis yang berasal dari Fakultas Pertanian dicecar pertanyaan seputar pertanian dan ternyata masyarakat disana lebih paham daripadanya).Hal ini berdasarkan obrolan ringan penulis dengan rekan penulis di Universitas-universitas lain dikatakan bahwa ini selalu terjadi.Memang selama ini kita yang dicetak sebagai seorang Akademisi dengan ribuan teori yang kita lahap setiap harinya sulit untuk ditandingkan dengan Praktisi yang sudah kenyang akan pengalaman.Maka setidaknya penulis berasumsi bahwa KPM ini bertujuan guna mengsinergikan antara kemampuan seorang Akademisi dengan seorang Praktisi agar tercipta seorang Maha Profesional di Bidangnya.
Disadari atau tidak penulis beranggapan bahwasanya baik KKN maupun KPM bukanlah terjadi karena suatu keikhlasan secara nyata.Penulis masih lebih mengapresiasi rekan-rekan yang turun ke jalan untuk melakukan aksi-aksi menentang kebijakan yang Non Pro Rakyat ataupun aksi-aksi seperti Baksos.Memang jika dinilai secara kuantitas waktu KKN ataupun KPM ini lebih lama,tetapi disini mahasiswa kebanyakan(karena tidak seluruhnya) melakukan itu semua karena ada pamrih berupa nilai.Sedang untuk rekan-rekan yang turun aksi walaupun paling Cuma sebatas 3 s/d 5 Hari saja tetapi disini rekan-rekan tidak mengharapkan nilai bahkan mereka mengorbankan nilai dengan tidak masuk kuliah bahkan sampai tidak ikut ujian.
Pemahaman terhadap adat ketimuran yang masih dipegang teguh oleh masyarakat desa merupakan hal yang akan dipelajari oleh Mahasiswa baik secara langsung maupun tidak langsung,apabila di kota merupakan hal yang wajar jika antar tetangga tidak saling mengenal dan juga tidak saling bertegur sapa apabila bertemu dengan tetangganya,di desa hal ini bukanlah suatu hal yang wajar dan bahkan menjadi suatu permasalahan.Walaupun terkesan bahwa KPM ini merupakan hal yang membosankan karena ditempatkan ke daerah yang sangat jauh dari kota atau mungkin seperti daerah terisolir tetapi banyak pelajaran yang dapat kita peroleh dari hal ini yang mana tidak akan pernah kita dapatkan dibangku perkuliahan atau dikehidupan kota.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar